Mentawai Language Variations in the Mentawai Islands Regency, West Sumatra Province

Main Article Content

Satwiko Budiono
Rita Novita
Tengku Syarfina

Keywords

Dialect varieties, language map, dialectology, Mentawai language

Abstract

The language aspect in cultural preservation focuses more on the arts and social systems. In fact, language as a connecting medium for arts and social systems also needs to be preserved. In this regard, this study seeks to language use documentation of the Mentawai language in the Mentawai Islands Regency, specifically in dialect varieties. It is intended to find out the situation and condition of the language, make language maps, and determine the varieties of the Mentawai language in the Mentawai Islands Regency. The research data were taken from 200 Swadesh’s basic vocabularies and 200 cultural vocabularies by means of direct interviews. Comparison of research data is based on seven observation areas, namely Mongan Poula, Maileppet, Muntei, Madobag, Sioban, Matobe, and Makalo villages. This study uses a dialectological approach with quantitative and qualitative methods. In this case, the quantitative method is in the form of dialectometric calculations, while the qualitative method is a description of the situation and conditions of the Mentawai language according to the language map. As a result, the Mentawai language in the Mentawai Islands Regency has two dialects, namely, the Sipora Pagai dialect and Siberut dialect. All two have a dialectometric percentage of 51—80%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ayatrohaedi. (2002). Pedoman Penelitian Dialektologi. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2008). Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2018). Pedoman Penelitian Pemetaan Bahasa di Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2019). Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia (6th ed.). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Badan Pusat Statistik. (2018a). Potensi Desa. Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2018b). Survei Potensi Desa. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba.
Badan Pusat Statistik. (2021). Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Boberg, C., Nerbonne, J., & Watt, D. (2018). The Handbook of Dialectology. Wiley Blackwell.
Budiono, S. (2018). Pelacakan Kosakata Jawa Kuno: Studi Kasus di Kecamatan Tambak Banyumas dan di Kecamatan Glagah Banyuwangi Berdasarkan Kajian Dialektologi. Universitas Indonesia.
Budiono, S. (2021). Identifikasi dan Penentuan Status Bahasa di Kabupaten Asmat Provinsi Papua. Prosiding Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia, 359–364.
Coronese, S. (1986). Kebudayaan Suku Mentawai. Penerbit Grafidian Jaya Jakarta.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches (Fourth). Sage Publications.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017—2022. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Febrianti. (2021). Budaya Indonesia: Menyelamatkan Seni Tato yang Hampir Punah di Mentawai. BBC Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/majalah-57053742
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman Bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah, (2007).
Khatib, Y., Gani, E., Husin, N., Agustina, & Jufrizal. (1993). Laporan Penelitian Kamus Dwibahasa Indonesia-Mentawai.
Lauder, M. R. (2007). Sekilas Mengenai Pemetaan Bahasa. Akbar Media Eka Sarana.
Lembaga Alkitab Indonesia. (1993). Perjanjian Baru Bahasa Mentawai. Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.
Lenggang, Zainudin HR, D. (1978). Bahasa Mentawai. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Muhajir, dkk. (1988). Ringkasan Laporan Hasil Penelitian Bahasa Mentawai.
Novita, R., Firdaus, W., & Budiono, S. (2021). Minangkabau Language Mapping Verification in West Sumatra Province. Proceedings of the International Congress of Indonesian Linguistics Society (KIMLI 2021). https://doi.org/https://doi.org/10.2991/assehr.k.211226.056
Saleleubaja, G. M. (2019). Guru dan Bahan Ajar Penyebab Pembelajaran Budaya Mentawai Tersendat. https://mentawaikita.com/baca/3747/guru-dan-bahan-ajar-penyebab-pembelajaran-budaya-mentawai-tersendat
Spina, B. (1981). Mitos dan Legenda Suku Mentawai. Balai Pustaka.
Syarfina, T., & Budiono, S. (2022). Perbandingan Peta Bahasa dan Peta Administrasi di Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 5, 186–196. https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i2.1375
Syarfina, T., Budiono, S., & Nurhuda, D. (2022). Language Variations in Jayapura City: A Study of Dialectology. Proceedings of the First International Conference on Democracy and Social Transformation, ICON-DEMOST 2021, September 15, 2021, Semarang, Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.15-9-2021.2315616
Tulius, J. (2012). Family Stories: Oral Tradition, Memories of The Past, and Contemporary Conflict over Land in Mentawai-Indonesia. Dissertation of Universiteit Leiden.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/UU_2009_24.pdf
Wagner, W. (Ed. . (1989). Identitaet im Wandel auf indonesischen Ausseninseln. Uubersee Museum Bremen dan Universitas Bremen.